Selasa, 09 Februari 2010

NEGOSIASI ENAM NEGARA TERKAIT MASALAH NUKLIR KOREA UTARA

A.       PENDAHULUAN
Nuklir dewasa ini telah banyak dikembangkan oleh beberapa Negara di dunia. Terlepas pencitraan nukir itu sendir sebagai salah satu sumber penciptaan senjata missal yang dinilai sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup masyarakat dunia. PBB sendiri telah megeluarkan resolusi pelarangan penggunaan nuklir bagi Negara – Negara di dunia. Terlepas dari asumsi bahwa nuklir itu berbahaya, kini beberapa negara sedang mamasuki tahapan baru dalam mengemabngkan nuklir dan menjadi momok menakutkan bagi  Negara – negar maju sekaliber Amerika Serikat sekalipun. Tak ayal korea Utara yang oleh Amerika yang pernah dicap sebagai lawan pada perang Korea, sekarang  memang sedang gencar – gencanya mengembangka proyek nuklirnya bahkn secara terang – terangan .
Meningkatnya ketegangan di Asia Timur akhir-akhir ini tak dapat dipungkiri merupakan bagian dari sebuah episode dari perjalanan Korut dalam mengembangkan senjata nuklirnya sejak tahun 1970. Ini pulalh yng sekarng telah diupayakn oleh 6  negara yang tergabung dalam negosiasi 6 negara termasuk di daamnya Korea Utara sendri.

Nampak hingga sekarang bebarapa negosasi telah diupayakan guna meredam keinginan Korea Utara untuk lebih mengegembangkan nuklirnya ini. Karena pentingnya isu ini, implikasinya ke masalah regional dan global, jadi ini memerlukan solusi multilateral. Seperti yang telah kita indikasikan di masa lalu, kita menyiapkan kerja sama bilateral dengan Korea Utara, namun dalam konteks perundingan enam pihak.
B.     MASALAH
Dunia Internasional tak akan lupa bagaimana Amerika dulu  meluluh lantakkan  Jepang dengan menggunakan nuklir pada perang pasifik. Bagaiman Jepang menjdi Negara yang hancur manakala hampir 2/3 wilayah hancur dan menewaskan masyarakatnya.
Korea Utar sadar betul akan dampak dari nuklirnya jika tidak dikelola secara bijak. Namun ternyata fakta yang ada tidaklah menyurutkan niatan Korea Utara. Bahkan Ancaman embargo ekonomi dan dijatuhkannya sanksi oleh PBB tidak mengoyahkan proyek nuklir Korea Utara. Hal ini Nampak dari ergerakan koreaUtara sendiri yang terus meakukan riset dan penelitian terhadap proyek nuklirnya.

C.     Konsep
Politik luar negeri Korea yang terkesan berani dan terang – terangan meyetakan permusuhannya dengan AS dinilai sangat mebahayakan keberadaan Negara tersebut.  Memang dalam menjalankan  hubungan dengan Negara – negara lain tidaklah selalu diwarnai dengan keharmonisan oleh karena kepentingan nasional setiap negara itu berbeda – beda,. Untuk mencapai kepentingan nasionalnya di luar negeri maka dibentuklah suatu rumusan mengenai politik luar negeri suatu bangsa. Sebagaimana Prawira Saputra menyatakan bahwa:
  Politik luar negeri adalah kumpulan kebijaksanaan nasional dan semata – mata dimaksudkan untuk mengabdi kepada tujuan – tujuan yang ditetapkan khusunya untuk kurun waktu yang sedang dihadapi lazimnya disebut kepentingan nasional[1]
Bagi Amerika serikat maneuver poltik yang dijalankn oleh Korut dipandang sebagai    
D.    Pembahasan
a.       Motif  
Kasus pengembangan nuklir yang dilakukan oleh Korea tara emnag tak lepas dari beberapa motf yang melatar belakangi.  Menilik dari sejarah panjang Negara korea Utara sendiri, dapat dilihat bahwa ada beberapa motif yng mendorong korea Utara dengan sangt braninya bahkan sampai “berdarah – darah” guna  mengemabngkan kemampuan nuklirnya,a
1.      Adanya pengalaman masa lampau dan regime survival (menjaga keamnan rejim).
Sejak berakhirnya perang Korea (1953) hingga menginjak dasawarsa kelima, Korea Utara masih menganggap AS sebagai ancaman hal ini terkait adanya perjanjian gencatan senjata yang hanyalah meredam situasi perang kala itu namun perjanjian damai hingga sekarang tidaklahpernah ada. Korea Utara masih merasa terancam dengan penempatan 27 ribu tentara AS di Korea Selatan, ditambah 47 ribu tentara AS ainnya di Jepang.

Bukan hanya itu Selama masa pemerintahan George W. Bush , Korea Utara  dijuluki sebagai  “Poros Kejahatan” (Axis of Evil) bersama Iran dan Irak. Dunia menyaksikan bagaimana dua negara berdaulat, Afghanistan dan Irak, diinvasi oleh AS. Pesan bagi Korut sangat jelas: pertama, tidak ada hukum internasional yang bisa melindungi suatu negara dari aksi superpower AS. Dengan adanya kepemilikan nuklir ini maka meberi posisi tawar bagi koea Utara dimata AS.
2.      Terkait masalah ekonomi .Di tahun 2003, Korut pernah mengutarakan niatnya mengembangkan senjata nuklir agar menghemat pengeluaran bagi angkatan bersenjatanya. Dengan adanya nuclear deterrent, maka Korut berharap dapat mengurangi jumlah tentaranya yang mencapai 1,1 juta orang dan mengalokasikan lebih banyak uang untuk ekonomi sipilnya.
Korut menggunakan program nuklirnya sebagai instrumen untuk memeras negara-negara di sekitarnya memberikan bantuan ekonomi. Korea Utara sempat menghentikan penelitiannya dan memberikan IAEA izin inspeksi dengan imbalan bantuan bantuan makanan dan bahan bakar dari Cina dan Korea Selatan, serta pembangunan reaktor nuklir sipil di Korut oleh pihak Korea Selatan dan Jepang.
Korea Utara bahkan meminta AS mencairan rekening 25 juta dollar yang sempat dibekukan di Macau agar Korea Utara setuju menghadiri perundingan enam Negara.
3.      Terkait masalah harga diri (prestice) di mata dunia. Korut selalu ingin bernegosiasi langsung dengan AS dan bukannya Korea Selatan, yang dianggap hanya negara boneka bentukan AS. Dengan bernegosiasi langsung  dengan AS, Korut memberikan sinyal pada dunia bahwa dirinya adalah lawan yang sepadan dengan AS.
b.      Perundingan antar 6 negara.
Perundingan ini sebenarnya telah lam digagas oleh AS namun hingga sekaranag masih saja mengalami kebuntuan (deck lock). China sendiri yang dianggap
Lalu bagaiamana perundinangan yang sedang digags oleh Amerika Serikat dan Negara – Negara d kawasan Asia Timr plus Rusia?
  


E.     PENUTUP




DAFTAR PUSTAKA

http://m.infoanda.com/linksfollow.php?lh=BFcCUVJQAFZV. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2009 Pukul 20.05


http://fisip.unand.ac.id/hi/blog/?p=260. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2009 Pukul 20.05


http://www.republika.co.id/berita/56805. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2009 Pukul 20.05


http://www.vhrmedia.net/home/index.php?id=view&aid=4237=. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2009 Pukul 20.20

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=162939. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2009 Pukul 21.00





[1] Sumpena Prawira Saputra, 1985, Politik Luar Negeri Republik Indonesia, Remaja Jaya, Bandung,   Halaman 98

Tidak ada komentar:

Posting Komentar